ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU
HAMIL DENGAN TAFSIRAN BERAT JANIN (TBJ) DI
BPS NY. LINA DWI A,Amd.Keb
DYAH ANGGUN RENGGANIS SARASWATI
Dewasa
ini derajat kesehatan ibu masih rawan, antara lain masih tinggi resiko Kurang
Energi Kronik (KEK). Status gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang
dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangat penting dilakukan. Dari hasil
studi pendahuluan peneliti dari 10 ibu hamil yang masuk dalam kriteria,
terdapat 60% ibu hamil yang memiliki LILA <23,5, dan 50% ibu memiliki tbj
BBLR(<2600 gr). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah
hubungan antara Status gizi Ibu hanil dengan tafsiran Berat Janin (TBJ).
Penelitian
ini menggunakan rancang bangun analitik cross
sectional. Populasinya ibu hamil di BPS Ny. Lina D.A, Amd.Keb pada bulan
juli-agustus 2010 sebanyak 43, sampel sebanyak 39 responden yang di ambil
dengan cara sistematik random sampling, analisis
data di lakukan dengan menggunakan uji
chi-square. Data didapatkan dengan cara melakukan observasi pada ibu hamil
dengan mengukur LILA ibu dan mengukur Tafsiran berat Janin (TBJ).
Dari
hasil penelitian diketahui bahwa: 1) Sebagian besar LILA ibu hamil < 23,5cm
sebanyak 22 responden (56,4%), 2) Sebagian besar tafsiran Berat Janin <
2500gr sebanyak 20 responden (51,3%). Berdasarkan hasil uji Chi-square
didapatkan c2hitung
> c2tabel
yaitu 5,762 > 3,8415. Jadi ada hubungan antara Status Gizi ibu hamil dengan
Tafsiran Berat Janin (TBJ).
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah: 1) sebagian besar ibu memiliki ukuran lingkar
lengan atas ≤23,5 cm, 2) sebagian besar tafsiran berat janin ≤2500gr, 3) ada
hubungan antara status gizi ibu hamil dangan tafsiran berat janin. Saran dari
penelitian ini adalah agar peningkatan pemberian penyuluhan dan pemantauan akan
status gizi selama hamil perlu dilakukan agar status gizi ibu selama hamil
dapat terpenuhi, sehingga janin yang dikandung dapat tumbuh dengan baik dan
kebutuhan akan gizinya tercukupi.
Kata kunci : Status Gizi, TBJ
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Negara berkembang,
termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak secara tidak langsung
yang sebenarnya masih dapat dicegah. Kehamilan
merupakan masa yang sangat penting, sehingga pada masa ini kualitas seorang
anak akan di tentukan Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu
normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan
bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain
kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum
dan selama hamil (Solihin Pudjiadi, 2003). Ibu hamil dengan status gizi buruk
atau mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) cenderung melahirkan bayi Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR).
Dewasa
ini derajat kesehatan ibu masih rawan, antara lain masih tinggi resiko Kurang
Energi Kronik (KEK). Kurang Energi Kronik (KEK) adalah keadaan masalah gizi
yang utamanya disebabkan oleh kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi
dan protein yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu. Cara yang mudah dan sederhana untuk mengetahui
resiko Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil adalah pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) dimulai pada trimester II, karena Lingkar Lengan Atas (LILA)
dapat memberi gambaran tentang keadaan otot dan lapisan lemak bawah kulit
sehingga dapat dijadikan indikator status gizi. Bila Lingkar Lengan Atas (LILA)
kurang 23,5cm ibu hamil dinyatakan Kurang Energi Kronik (KEK) artinya wanita
tersebut mempunyai resiko Kurang Energi Kronik (KEK) dan diperkirakan akan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) (Depkes, 2002).
Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) menurut WHO (2002) adalah kelahiran bayi dengan berat
badan bayi lahir kurang dari 2500gr pada waktu lahir bukan prematur. Frekuensi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di negara maju berkisar 3,6 – 10,8%, di negara
berkembang antara 10 – 43%. Rasio antara negara maju dan berkembang adalah 1 :
4 (Article in Health, 2008). Dari penelitian Puffer diperoleh gambaran bahwa
Angka Kematian Bayi (AKB) dari Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah 5 – 9 kali
lebih besar dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) dari bayi dengan
berat lahir 2500 – 2999gram. Selanjutnya Angka Kematian Bayi (AKB) pada Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) apabila dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi (AKB)
dari bayi dengan berat lahir 3000 – 3499gram adalah 7 – 13 kali lebih besar.
Di
Indonesia batas ambang Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan resiko Kurang Energi
Kronik (KEK) adalah 23,5cm. Hal ini berarti ibu hamil dengan resiko Kurang
Energi Kronik (KEK) diperkirakan akan melahirkan bayi Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR). Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai
resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan
anak. Untuk mencegah resiko Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil sebelum
kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya
dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) tidak kurang dari 23,5cm. Apabila Lingkar
Lengan Atas (LILA) ibu sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya
kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko kematian pada ibu dan bayi serta
melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Depkes, 2006).
Salah
satu langkah yang diambil pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah upaya penanggulangan Kurang Energi Kronik
(KEK) pada ibu hamil, yang merupakan salah satu cara untuk memperkecil resiko
bayi berat lahir rendah (BBLR) diperlukan upaya mempertahankan kondisi yang
baik pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi makan,
pemantauan pertambahan BB, pemeriksaan kadar Hb dan pengukuran LILA sebelum
atau saat hamil.
Di
Kabupaten Mojokerto hasil laporan KIA tahun 2008 terdapat 19.096 ibu hamil,
terdapat 16.676 bayi lahir dan terdapat 340 BBLR (2,04%) sedangkan di BPS.NY
Lina Dwi Anggraeni , tahun 2006 terdapat 73 ibu hamil yang masuk dalam kriteria
penelitian yaitu 26 ibu hamil dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) <
23,5cm dan 47 ibu hamil dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) > 23,5cm.
67 kelahiran hidup, terdapat 15 kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), 58 bayi
dengan berat badan normal dan 6 bayi meninggal pada masa neonatal.
Dari
hasil studi pendahuluan peneliti dari 10 ibu hamil yang masuk dalam kriteria,
40% ibu yang memiliki LILA >23,5 ,dan 20% ibu yang meiliki tbj normal
(2600-4500 gr) , dan terdapat 6% ibu hamil yang mmemiliki LILA <23,5
,dan 50% ibu memiliki tbj BBLR (<2600 gr ).
Dari
latar belakang tersebut di atas maka masalah penelitian ini masih tingginya
angka TBJ yang kurang dari normal di desa Tawar Mojokerto, sehingga perlu di
lakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara Status Gizi Ibu haamil
melalui LILA dengan Tafsiran Berat Janin (TBJ) “
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat rumuskan masalah sebagai berikut : Adakah hubungan
antara Status Gizi Ibu Hamil ibu hamil dengan Berat Badan Janin (TBJ) di BPS
Ny.Lina Dwi Anggraeni Amd,Keb.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui
hubungan antara Lingkar Lengan Atas melalui LILA ibu hamil dengan Berat Badan
Janin melalui TBJ di BS Ny,Lina Dwi Anggraeni, amd.keb.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi
Tafsiran Berat Janin (TBJ).
2. Mengidentifikasi
Status Gizi Ibu Hamil melalui LILA.
3. Mengidentifikasi
hubungan antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Tafsiran Berat Janin (TBJ).
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi
responden
Memberikan gambaran dan informasi tentang hubungan
Status Gizi Ibu Hamil melalui LILA
dengan Tafsiran
Berat Janin(TBJ).
1.4.2 Bagi
peneliti
Mengetahui hubungan antara Status Gizi Ibu
Hamil melalui LILA dengan Tafsiran
Berat Janin (TBJ) dan sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan.
1.4.3 Bagi
profesi kebidanan
Sebagai bahan masukan untuk deteksi dini adanya
kekurangan energi kronik pada ibu hamil yang berpotensi pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR).
1.4.4 Bagi
penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan faktor-faktor lain yang berhubungan antara Status
Gizi Ibu Hamil dengan Tafsiran
Berat Janin (TBJ).
1.5 Batasan
Penelitian
Faktor-faktor
yg mempengaruhi pertumbuhan janin antara lain 1) factor internal (genetic), 2)
factor eksternal (lingkungan) yg di pengaruhi oleh a)gizi pd ibu hamil b)
mekanis c) toksin/zat kimia d) radiasi.
Karena
keterbatasan kemampuan peneliti, maka penelitian ini hanya dibatasi pda
hubungan Lingkar Lengan Atas
(LILA) dengan Tafsiran Berat Janin (TBJ).
kelanjutan.na manaa :-D
BalasHapusini cuma pendahuluan tok apa ? ga ada lanjutannya ?
BalasHapus