PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit tetanus merupakan masalah
yang serius dan dapat berakibat pada kematian. Penyakit ini dapat mengenai
semua umur, tetapi lebih sering pada bayi baru lahir, atau disebut dengan
tetanus neonatorum. Saat ini tetanus neonatorum merupakan salah satu penyebab utama
kematian bayi di Indonesia yang timbul sebagai akibat masih rendahnya cakupan
pelayanan antenatal dan imunisasi TT. Hal ini dapat disebabkan berbagai faktor,
salah satunya adalah pengetahuan dan sikap yang termasuk sebagai faktor predisposisi
yang menunjang ibu hamil untuk berperilaku (Khaidirmuhaj, 2010). Kurangnya
pengetahuan ibu hamil tentang pemberian imunisasi TT saat kunjungan antenatal
care dapat berdampak pada kelengkapan imunisasi TT yang didapat saat kehamilan.
Rendahnya hasil cakupan imunisasi TT lengkap pada ibu hamil berarti akan
mengurangi daya guna imunisasi ini dalam menimbulkan kekebalan dan melindungi
bayi dan ibu hamil dari penyakit tetanus. Keadaan ini dengan sendirinya akan
mengurangi keberhasilan program imunisasi secara
keseluruhan (Junaedi, 2010).
Menurut dinkes RI (2001)
program making pregnancy safer (MPS)
di Indonesia ditetapkan target untuk tahun 2010 adalah meningkatkan cakupan
pelayanan antenatal (k1) menjadi 95% termasuk cakupan TT1, sedangkan cakupan
kunjungan ke empat (k4) menjadi 90% termasuk cakupan TT2. Sedangkan data yang
diperoleh dari dinas kesehatan banyuwangi tahun 2009 cakupan TT hanya mencapai
11,3%. Data cakupan imunisasi TT yang diperoleh dari puskesmas gitik tahun 2009
adalah cakupan pelayanan antenatal (k1) sebesar 880
dengan cakupan TT1 sebesar 27 (3,1%), sedangkan cakupan pelayanan antenatal
(k4) sebesar 739 dengan cakupan TT2 sebesar 64 (8,6%). Dari study pendahuluan
yang telah dilakukan pada bulan april tahun 2010 di Puskesmas Gitik dengan
wawancara kepada 10 orang ibu hamil diperoleh hasil yaitu 4 ibu hamil yang
mendapatkan imunisasi lengkap serta memiliki pengetahuan tentang imunisasi TT
yang baik dan ada 6 ibu hamil yang imunisasi TT tidak lengkap yang tidak
mengetahui tentang imunisasi TT.
Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus (bayi berusia kurang dari 1 bulan) yang dsebabkan oleh clostridiium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat. Spora kuman
tersebut masuk ke dalam tubuh bayi melalui pintu masuk satu-satunya, yaitu tali
pusat, yang dapat terjadi pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi lahir
maupun pada saat perawatan sebelum puput
(terlepasnya tali pusat). Masa inkubaasi 3-28 hari, rata-rata 6 hari. Apabila
masa inkubasi kurang dari 7 hari, biasanya penyakit lebih parah dan angka
kematiannya tinggi.(Prawiroharjo, 2002).
Guna mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan kematian bayi, Departemen kesehatan telah melaksanakan
berbagai program yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak dan salah
satunya pencegahan tetanus neonatorum
(Depkes, 2007). Meskipun tetanus
neonatorum terbukti sebagai salah satu penyebab kesakitan dan kematian
neonatal, sesungguhnya dapat dicegah, pencegahan yang dilakukan diantaranya
adalah pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT). Salah satu faktor yang
mempengaruhi kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil adalah pengetahuan ibu
hamil tentang pentingnya imunisasi TT. Pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
imunisasi TT merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior). Pengetahuan ini dapat diperoleh dari membaca buku,
mendapat informasi dari tenaga kesehatan atau sarana lain (media massa, televisi,
dan radio).
Berdasarkan uraian diatas, maka
peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul hubungan
pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapannya.
1.2
Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapannya di Puskesmas
Gitik Desa Gitik Kec Rogojampi Kabupaten Banyuwangi?.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya hubungan
antara pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapannya.
1.3.2
Tujuan Khusus
1.Mengidentifikasi
pengetahuan ibu hamil tentang pemberian imunisasi TT di Puskesmas Gitik Desa
Gitik Kec Rogojampi Kabupaten banyuwangi.
2.Mengidentifikasi
kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil
di Puskesmas Gitik Desa Gitik Kec Rogojampi Kabupaten Banyuwangi.
3.Menganalisa
hubungan pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapannya di
Puskesmas Gitik Desa Gitik Kec Rogojampi Kabupaten Banyuwangi.
1.4
Manfaat Penellitian
1.4.1 Bagi Responden
Diharapkan dari hasil penelitian ini
para responden dapat mengetahui tentang imunisasi TT. Selain itu, responden bisa
mendapatkan imunisasi TT yang lengkap
saat kehamilan.
1.4.2
Bagi peneliti
Dari hasil penelitian, peneliti dapat
memberikan penyuluhan kepada semua ibu hamil mengenai imunisasi TT agar semua
ibu hamil bisa mendapatkan imunisasi TT lengkap.
1.4.3
Bagi profesi kebidanan
Hasil
penelitian bisa dijadikan sebagai bahan masukan bagi profesi kebidanan dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan antenatal care.
1.4.4
Bagi penelitian selanjutnya
Sebagai data dasar untuk melakukan
penelitian lebih lanjut khususnya tentang imunisasi TT saat kehamilan.
1.5
Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya meneliti tentang hubungan antara pengetahuan ibu
hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapannya sedangkan faktor lain yang
mempengaruhi seperti karakteristik ibu hamil, pelayanan kesehatan, lingkungan
dan lain sebagainya tidak diteliti.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar Lokasi Penelitian
Adapun batasan wilayah di,
Puskesmas Gitik Desa Gitik Kecamatan Rogojampi meliputi :
Utara
: Ds. Laban Sukadi Kecamatan
Rogojampi
Selatan
: Ds. Rogojampi Kecamatan
Rogojampi
Barat
: Ds. Karang Bendo Kecamatan Rogojampi
Timur
: Ds. Benelan Lor
KecamatanRogojampi
Puskesmas Gitik terdapat 15
bidan dan terdiri dari 2 Puskesmas pembantu. Adapun jumlah ibu hamil yang
berusia 1-7 bulan di Puskesmas Gitik Desa Gitik Kecamatan Rogojampi sebanyak 31
orang akan dibagi menjadi 2 bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum yang berisi karakteristik
responden yang terdiri dari usia, pekerjaan dan pendidikan, di Puskesmas Gitik
Banyuwangi. Data khusus membahas hubungan pengetahuan ibu hamil tentang
imunisasi tetanus toksoid dengan kelengkapannya.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Data Umum
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
|
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan usia di,
Puskesmas Gitik Desa Gitik Kec. Rogojampi Kab.
Banyuwangi
Usia
(tahun)
|
Responden
|
Persentase
|
20-25
>25-30
>30-35
|
13
12
6
|
45
39
16
|
Total
|
31
|
100
|
Sumber data : kuesioner
penelitian 2010
Dari Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari
31 responden didapatkkan hasil bahwa responden yang berusia 20-25 tahun
berjumlah 13 responden (45%).
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
di Puskesmas Gitik Desa Gitik Kec. Rogojampi Kab. Banyuwangi.
Pekerjaan
|
Responden
|
Persentase
|
IRT
PNS
Swasta
Wiraswasta
|
9
3
13
6
|
29
10
42
19
|
Total
|
31
|
100
|
Sumber data
: kuesioner penelitian 2010
Dari Tabel 4.2
diatas diketahui bahwa dari 31 responden didapatkan bahwa responden yang
bekerja sebagai swasta sebanyak 13 responden (42%).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan
di Puskesmas Gitik Desa Gitik Kec. Rogojampi Kab. Banyuwangi.
Pendidikan
|
Responden
|
Persentase
|
SD
SLTP
SLTA
Akademi/PN
|
3
14
9
5
|
9,6
45,3
29
16,1
|
Total
|
31
|
100
|
Sumber data :
kuesioner penelitian 2010
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa
responden yang tamatan SLTP sebanyak 14 responden (45,3%).
4.2.2 Data Khusus
1. Karakteristik Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi TT.
Tabel 4.4 Distribusi
frekuensi responden tentang pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT di
Puskesmas Gitik Desa Gitik Kec Rogojampi Kab Banyuwangi.
No
|
Pengetahuan
|
Jumlah
|
%
|
1.
2.
3.
|
Baik
Cukup
Kurang
|
7
10
14
|
23
32
45
|
|
Total
|
31
|
100
|
Sumber data : kuesioner penelitian 2010
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas didapat data bahwa dari 31
responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (45%).
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelengkapan Imunisasi TT
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden tentang kelengkapan imunisasi TT di Puskesmas Gitik Desa Gitik Kec Rogojampi
Kab Banyuwangi.
No
|
Kelengkapan
|
jumlah
|
%
|
1.
2.
|
Lengkap
Tidak Lengkap
|
14
17
|
45
55
|
|
Total
|
31
|
100
|
Sumber data : kuesioner penelitian 2010
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan dari 31 responden yang memiliki status
imunisasi TT tidak lengkap sebanyak 17 responden (55%).
3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi TT dengan
Kelengkapannya.
Tabel 4.6
Distribusi responden berdasarkan hubungan pengetahuan ibu hamil tentang
imunisasi TT dengan kelengkannya di Puskesmas Gitik Desa Gitik Kec. Rogojampi
Kab. Banyuwangi.
P
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
|
Kelengkapan
|
||||||
Baik
Cukup
Kurang
|
Lengkap
|
Tidak
Lengkap
|
Total
|
||||
∑
|
%
|
∑
|
%
|
∑
|
%
|
||
7
|
23
|
0
|
0
|
7
|
23
|
||
7
|
23
|
3
|
9,6
|
10
|
32
|
||
0
|
0
|
14
|
45
|
14
|
45
|
||
|
14
|
45
|
17
|
55
|
31
|
100
|
Sumber data : Kuesioner Penelitian 2010
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa
dari 31 responden yang mempunyai pengetahuan tentang imunisasi TT baik dan
semuanya memiiki status imunisasi TT lengkap sebanyak 7 responden (23%).
Responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang imunisasi TT dan memiliki
status imunisasi TT lengkap sebanyak 7 responden (23%). Sedangkan responden
yang memiliki pengetahuan cukup tetapi memiliki status imunisasi TT tidak
lengkap sebanyak 3 responden (9,6%). Responden yang memiliki pengetahuan
kurang, tidak ada yang memiliki status imunisasi TT lengkap. Semua responden
yang memiliki pengetahuan tentang imunisasi TT yang kurang memiliki status
imunisasi TT tidak lengkap sebanyak 14 responden (45%).
Dari hasil perhitungan data dengan
menggunakan uji statistik spearman rank didapatkan ρ : 0,8, , dimana untuk
sampel diatas 30 tidak terdapat dalam tabel. Sehingga menggunakan rumus
alternative.(Sugiono, 2007)
Dengan taraf signifikan α : 0,05
sehingga diperoleh t hitung 6,8. Untuk mengetahui harga t signifikan atau tidak
maka dibandingkan dengan tabel t. dengan dk:29 diperoleh harga t tabel :2,045.
Karena t hitung 6,8 > dari t tabel 2,045. Jadi H1 diterima yang berarti ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT
dengan kelengkapannya.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengetahuan ibu
hamil tentang imunisasi TT
Berdasarkan hasil penelitian
dengan menggunakan kuesioner dari 31 responden yang menjadi sampel penelitian,
maka dapat diketahui sebagian sampel responden memiliki pengetahuan baik
tentang imunisasi TT (23%). Sedangkan yang termasuk dalam kategori cukup (32%).
Dan yang termasuk dalam kategori kurang (45%). Dalam penelitian ini banyak ibu
hamil yang memiliki pengetahuan kurang tentang imunisasi TT pada saat
kehamilan. Dari data yang didapat ternyata kebanyakan responden tidak mengetahui tentang
kepanjangan imunisasi TT, masa perlindungan imunisasi TT dan berapa lama efek
samping imunisasi TT berlangsung.
Menurut Notoatmodjo (2003),
pengetahuan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dan sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang menurut Nursalam adalah umur, pekerjaan, pendidikan dan
paritas. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan tingkat kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam beerfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang leih dewasa akan lebih dipercaya dari seseorang yang belum cukup
tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan
jiwa. Begitu juga dari faktor pendidikan, makin tinggi pendidikan seseorang
maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenalnya. Dari faktor pekerjaan
dijelaskan bahwa pekerjaan umumnya merupakan hal penting dan cenderung menyita
waktu serta memerlukan aktivitas sehingga ia akan merasa terganggu dengan penyakitnya.
Dan dari faktor paritas yang merupakan bagian dari lingkungan dimana lingkungan
adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
dipengaruhi oleh perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan
adalah input kedalam diri seseorang sebagai system adaptif yang melibatkan
faktor internal maupun eksternal. Dan dijelaskan dari faktor merupakan sebagai
akibat dari pengalaman yang termasuk didalamnya paritas dan kematangan jiwa.
Pengetahuan ibu yang kurang
tentang masa perlindungan imunisasi TT dan berapa lama efek samping imunisasi
TT berlangsung bisa sisebabkan karena sebagian besar responden hanya
berpendidikan SMP, sehingga kemampuan dalam menerima informasi dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari juga kurang. Selain itu, ibu yang sebagian besar
bakerja juga menyebabkan informasi yang diterima tentang imunisasi TT juga
kurang. Hal ini dapat disebabkan karena kesibukan yang menyita waktu sehingga
ibu tidak bisa meluangkan waktunya untuk mencari informasi tentang pentingnya
imunisasi TT. Oleh karena pengetahuan yang didapat belum maksimal, hal ini
menyebabkan sebagian ibu tidak bisa sepenuhnya mau atau peduli benar dengan
pentingnya mendapatkan pengetahuan tentang imunisasi TT demi keselamatannya dan
janin yang sedang dikandungnya.
Sedangkan ibu yang tidak bekerja, misalnya ibu rumah tangga yang dapat
meluangkan waktu untuk mendapatkan informasi tentang imunisasi TT. Ibu rumah
tangga bisa memperoleh informasi dan pengalaman dari keluarga, teman, media,
dan tenaga kesehatan mengenai kehamilannya, khususnya tentang imunisasi TT.
Dimana lingkungan sekitar bisa angat membantu dalam memperoleh wawasan yang
luas.
Peningkatan
pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi TT dibutuhkan kreativitas dari ibu
dalam mencari informasi serta dukungan dari keluarga dalam memotifasi ibu untuk
mencari informasi sangatlah penting dapat dilakukan dengan penyuluhan secara
perorangan atau kelompok dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat,
karang taruna, PKK, lintas sektor. Kegiatan penyuluhan dilakukan bersamaan
dengan kegiatan rutin di desa seperti Posyandu, pertemuan rutin PKK, tahlilan,
pengajian dan penyebaran leaflet
4.3.2 Kelengkapan Imunisasi TT
Berdasarkan
hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner dari 31 responden yang menjadi
sampel penelitian, maka dapat diketahui bahwa yang mendapat imunisasi TT
lengkap (45%), dan tidak lengkap (55%).
Dari hasil
penelitian didapatkan sebagian besar responden masih belum mendapatkan
imunisasi TT yang tidak lengkap dengan kata lain status imunisasi TT pada
responden tidak lengkap. Keadaan tersebut sangat berhubungan dengan pengetahuan
ibu. Menurut teori setelah seseorang mengetahui stimulus,obyek, maka proses
selanjutnya akan bersikap terhadap stimulus tersebut. (Notoatmodjo, 2003).
Status
imunisasi responden yang tidak lengkap bisa disebabkan karena sebagian besar
responden hamil anak pertama dengan usia kehamilan kurang dari 7 bulan dan
bekerja. Kurangnya pengalaman dan pengetahuan responden dapat menyebabkan
responden memiliki status imunisasi TT tidak lengkap. Dimana pengalaman yang
termasuk didalamnya paritas dan kematangan jiwa. Selai itu, dikarenakan
kesibukan yang menyita waktu. sehingga kurang memperhatikan masalah
kesehatannya, Dari segi umur dan
pekerjaan responden yang mendapat imunisasi TT lengkap adalah antara umur 20-25
tahun dan ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga. Semakin cukup umur maka
bertambah juga pengetahuan seseorang yang dapat merubah perilaku untuk lebih
baik. Selain itu pekerjaan ibu rumah tangga yang memiliki banyak waktu luang
untuk menggali informasi tentang masalah imunisasi TT. Tetapi masih ada
responden yang memiliki status imunisasi TT masih belum lengkap karena
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor lingkungan, keluarga, sosial,
budaya, dll.
Kelengkapan
imunisasi TT pada ibu hamil dibutuhkan kesadaran dari ibu hamil itu sendiri.
Selain itu, kedisiplinan ibu dalam memeriksakan kehamilannya dan dibantu oleh
dukungan keluarga dalam memberikan semangat secara fisik dan mental kepada ibu
serta arahan dari tenaga kesehatan dapat membantu ibu melewati masa-masa
bahagia dalam kehamilannya dan mendapatkan informasi penting bagi kesehatannya
dan janin terutama tentang imunisasi TT sehingga ibu dapat memperoleh imunisasi
TT yang lengkap.
4.3.3 Hubungan pengetahuan ibu hamil
tentang imunisasi TT dengan kelengkapannya.
Berdasarkan tabel
4.10 dapat diketahui pengetahuan responden tentang imunisasi TT yang
berhubungan dengan kelengkapannya. Didapatkan selisih antara responden yang
memiliki pengetahuan yang baik dengan yang kurang adalah 1:2. Dari hasil
perhitungan data dengan menggunakan uji statistik spearman rank didapatkan ρ :0.8 dimana untuk sampel
diatas 30 tidak terdapat dalam tabel, sehingga menggunakan rumus
alternative.(Sugiono, 2007)
Dengan taraf signifikan α : 0.05 sehingga diperoleh t hitung 6,8
> t tabel 2,045. Jadi H1 diterima, yang berarti ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan kelengkapannya.
Dari fakta yang ada
dan dari penelitain sebelumnya menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap kelengkapan status imunisasi TT. (www.diqilib.ac.id).
Dari hasil yang didapat yaitu mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang
mengenai imunisasi TT dan semuanya memiliki status imunisasi TT tidak lengkap. Dan
sebaliknya semua ibu hamil yang memiliki pengetahuan tentang imunisasi TT baik
memiliki status imunisasi TT lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu
hamil tentang imunisasi TT mempengaruhi atau berhubungan dengan kelengkapan
imunisasi TT yang didapat. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik akan
memperoleh status imunisasi TT yang lengkap dan sebaliknya, ibu hamil yang
memiliki pengetahuan tentang imunisasi TT yang kurang akan medapatka status
imunisasi TT tadak lengkap. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa perilaku
yang baik didasari oleh pengetahuan yang baik pula. (Notoatmodjo, 2003).
Mengingat hal
tersebut diatas maka disarankan kepada kepala puskesmas gitik khususnya dan
kepala dinas kabupaten banyuwangi pada umumnya untuk dapat meningkatkan
penyuluhan perorangan (anjuran), meningkatkan kemampuan dan profesinalisme
petugas, menekan terjadinya missed opportunity ANC dan imunisasi TT, Membentuk
pos vaksinasi khusus didaerah yang jauh dari posyandu/puskesmas.selain itu,
ibu-ibu yang sedang hamil
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pengetahuan
ibu hamil tentang imunisasi TT dengan
katagori kurang sebanyak 14 responden (45%).
2. Ibu
hamil yang mendapat imunisasi TT tidak lengkap sebanyak 17 responden (55%).
3. Ada
hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan
kelengkapannya di Puskesmas Gitik Desa Gitik Kec. Rogojjampi Kab. Banyuwangi.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Responden
Diharapkan ibu dapat lebih menggali informasi yang benar
tentang imunisasi TT, baik mengenai manfaat, efek samping, dampak yang akan
ditimbulkan bila tidak mendapatkan imunisasi TT, dan lain sebagainya. Agar ibu
bisa mendapatkan kekebalan saat kehamilan dan terlindung dari infeksi saat
persalinan baik bagi ibu maupun bayi yang akan dilahirkannya kelak.
5.2.2 Bagi Peneliti
Dari hasil yang telah didapat, hendaknya
peneliti dapat memberikan penyuluhan kepada semua ibu hamil mengenai imunisasi
TT. Agar semua ibu hamil bisa mendapatkan imunisasi TT lengkap
5.2.3 Bagi Profesi
Kebidanan
Bagi profesi kebidanan diharapkan dapat lebih
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan atenatal care.
Selain itu, dapat juga dilakukan punyuluhan secara individu.
5.2.4 Bagi penelitian
selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai
data dasar pada penelitian selanjutnya. Selain itu bagi peneliti selanjutnya
dapat meneruskan penelitian ini dengan judul yang lain sehingga dapat menemukan
hal-hal yang baru.
0 komentar:
Posting Komentar