ABSTRAK
HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN INVOLUTIO UTERUS
DI POLINDES ALAMANDA DESA
POHJEJER
KECAMATAN GONDANG KABUPATEN
MOJOKERTO
DWI KURNIAWATI
Senam nifas dapat
mempercepat pengembalian regangan-regangan otot setelah melahirkan jika
dilakukan dengan teratur: Berdasarkan data dari dinas Kesehatan Jawa Timur
tahun 2008 didapatkan bahwa hampir 68% ibu nifas tidak pernah melakukan senam
nifas. Alasan sebagian besar ibu adalah takut sakit dan takut nyeri luka
jahitan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan senam nifas dengan involutio uterus di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan
Gondang Kabupaten Mojokerto.
Desain penelitian ini
adalah analitik – cross sectional.
Populasi diambil dari semua ibu
nifas di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto
pada bulan Juni 2010 sebanyak 132 orang dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang, tehnik consecutive
sampling. Instrumen adalah lembar
observasi. Variabel Independen
adalah senam nifas dan Variabel dependen
adalah involutio uterus. Analisa data
dengan uji statistik Chi square.
Hasil penelitian terdapat 21
responden yang melakukan senam nifas tidak tepat, 16 (76,2%) diantaranya
mengalami involusi uterus yang tidak normal. Sedangkan 11 responden yang
melakukan senam nifas dengan tepat, 10 (90,9%) diantaranya mengalami involusi
uterus yang normal. Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi-Square dengan menggunakan SPSS mendapatkan hasil ρ =0,000 < 0,05 yang
artinya ada hubungan antara senam nifas dengan involutio uterus.
Ibu diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang senam nifas baik melalui media massa maupun
media elektronik sehingga ibu mau ikut serta dalam program senam nifas dalam
rangka mempercepat involusi uterus.
Kata Kunci : Senam nifas, involutio uterus
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasca persalinan ibu sering mengeluhkan rasa sakit
pada perut bagian bawah yang bertambah nyerinya saat menyusui. Rasa sakit itu
menyertai pengecilan rahim dan biasanya hilang sepuluh hari pasca persalinan,
meskipun demikian rahim baru pulih kembali sekira 6 minggu (40-42 hari) (Kusniyati, 2009). Senam nifas dapat
mempercepat pengembalian regangan-regangan otot setelah melahirkan jika
dilakukan dengan teratur: memperbaiki regangan otot panggul dan regangan otot
tungkai bawah. Senam nifas yang bervariasi dan mempunyai tahapan-tahapan yang
setiap tahapnya mempunyai urutan sesuai dengan kondisi. Sebaiknya dalam
melakukan senam nifas tambahkan jumlah dan variasi latihan yang dilakukan
dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan ibu. Dalam latihan juga hendaknya
diawali dengan pemanasan dan lakukan relaksasi setelah melakukan senam nifas
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik (Maimunah, 2009).
|
Menurut penelitian
Edmond (2006) pada 11.000 ibu nifas yang melakukan senam nifas didapatkan 76,4% ibu mengalami involusi
uterus yang cepat. Penelitian yang dilakukan oleh Barbara di Indonesia pada
tahun 2006 hampir 33,8% ibu mengalami sub involusi uterus karena ibu tidak
pernah melakukan senam nifas (Sulistyowati, 2008). Berdasarkan data dari
dinas Kesehatan Jawa Timur tahun 2008 didapatkan bahwa hampir 68% ibu nifas
tidak pernah melakukan senam nifas. Alasan sebagian besar ibu adalah takut
sakit dan takut nyeri luka jahitan (Zahra, 2009).
Berdasarkan
studi pendahuluan di Polindes
Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto bulan Juni 2010
secara wawancara dan observasi pada 10 ibu nifas didapatkan bahwa 8 (80%) ibu
nifas tidak pernah melakukan senam nifas dan 2 (20%) ibu nifas pernah melakukan
senam nifas. Dari 10 ibu tersebut didapatkan 5 pada ibu nifas yang tidak
melakukan senam nifas mengalami ibu
nifas yang sub involusi, lochea berbau.
Senam nifas jarang dilakukan
oleh ibu-ibu yang telah melakukan persalinan. Alasan ibu nifas tidak melkukan senam nifas. Pertama, karena memang tidak
tahu bagaimana senam nifas. Kedua karena saking bahagianya dan yang dipikirkan
hanya bayi. Ketiga, takut sakit. Sebenarnya senam nifas mudah dilakukan. Ibu pasca melahirkan tidak harus
melakukan gerakan bermacam-macam. Biasanya hanya duduk dan bersila. Bahkan, bila masih terasa sakit, senam nifas bisa
dilakukan sambil tiduran. Kondisi tersebut berbeda dengan orang yang proses
persalinannya melalui proses operasi. Jika proses persalinan degan operasi,
maka tidak bisa langsung melakukan senam nifas seperti halnya proses persalinan
normal. Ibu harus menunggu sampai cukup kuat dan tidak lagi sakit ketika
bergerak (Narendra, 2009).
Faktor yang mempengaruhi senam nifas yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kesiapan fisik dan
kesiapan psikologis ibu. Sedangkan faktor eksternal meliputi bayi kedinginan
dimana bayi membutuhkan dekapan ibu untuk menghangatkan tubuh bayi, kelelahan
ibu, tenaga kesehatan kurang tersedia dalam mengajarkan senam nifas pada ibu
post partum, bayi kurang siaga sehingga membutuhkan perhatian ibu dalam
mengurus bayi (Suhaemi, 2009).
Involusi uterus adalah perubahan yang
merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah
bayi lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil yang dipengaruhi oleh
mobilisasi dan senam masa nifas. Saat masa nifas para ibu di haruskan untuk
melakukan senam nifas atau senam setelah melahirkan. Senam ini dilakukan sejak
hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya,
harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu. Senam nifas penting
sekali di lakukan oleh ibu yang telah melahirkan untuk mengembalikan kebugaran
tubuh pasca persalinan. Melalui latihan secara teratur, calon ibu diharapkan
dapat lebih tenang serta siap saat persalinan maupun setelah proses persalinan.
Senam nifas sebaiknya dilakukan setelah kondisi tubuh benar-benar pulih
kembali, dan tidak ada keluhan-keluhan ataupun gejala-gejala akibat kehamilan /
persalinan yang lalu (Denisa, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan senam nifas
dengan involutio uterus di Polindes
Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan senam
nifas dengan involutio uterus di
Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto.
1.3.2 Tujuan kusus
1.
Mengidentifikasi
ibu yang mengikuti senam nifas di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan
Gondang Kabupaten Mojokerto
2.
Mengidentifikasi
involutio uterus pada ibu nifas di
Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto
3.
Menganalisis
hubungan senam nifas dengan involutio
uterus di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang hubungan
senam nifas dengan involutio uterus dan
dapat digunakan sebagai acuan dalam mengajarkan ibu nifas untuk melakukan senam nifas.
1.4.2
Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan
khasanah wacana kepustakaan, juga dapat digunakan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.
1.4.3
Bagi Profesi Kebidanan
Diharapkan penelitian ini akan menambah informasi baru bagi
ilmu kebidanan, khususnya
berkaitan dengan hubungan senam
nifas dengan involutio uterus
1.4.4
Bagi Responden
Dapat dijadikan masukan bagi responden tentang manfaat
senam nifas.
1.5 Batasan penelitian
Dalam
penelitian ini peneliti membatasi penelitian pada hubungan senam nifas dengan involutio uterus di Polindes Alamanda.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Senam Nifas Dengan Involutio Uterus di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan
Gondang Kabupaten Mojokerto”. Pada bab ini akan disajikan data umum yang
meliputi umur, pendidikan, paritas dan pekerjaan. Sedangkan data khusus
meliputi senam nifas, involutio
uterus, dan hubungan senam nifas dengan involution
uterus.
4.1
Hasil
Penelitian
4.1.1
Data
Umum
4.1.1.1 Karakteristik
Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Polindes Alamanda Desa
Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto bulan Agustus 2010
No
|
Umur
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
|
< 20
tahun
|
12
|
37,5
|
2.
|
20 – 35 tahun
|
16
|
50,0
|
3.
|
> 35 tahun
|
4
|
12,5
|
|
Total
|
32
|
31
|
Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat
bahwa setengah responden berumur 20 – 35 tahun, 16 (50,0%).
|
4.1.1.2 Karakteristik
Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2
Karakteristik Responden berdasarkan
Pendidikan di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten
Mojokerto bulan Agustus 2010
No
|
Pendidikan
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
|
Dasar
|
26
|
81,3
|
2.
|
Menengah
|
5
|
15,6
|
3.
|
Tinggi
|
1
|
3,1
|
|
Total
|
32
|
100,0
|
Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa hampir seluruh responden berpendidikan dasar 26 (81,3%).
4.1.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan
Gondang Kabupaten Mojokerto bulan Agustus 2010
No
|
Paritas
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
|
Primipara
|
21
|
65,6
|
2.
|
Multipara
|
11
|
34,4
|
3.
|
Grandemultipara
|
0
|
0
|
|
Total
|
32
|
100,0
|
Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan
tabel 4.3 didapatkan bahwa sebagian besar responden primipara, 21 orang
(65,6%).
4.1.1.4 Karakteristik
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto bulan
Agustus 2010
No
|
Pekerjaan
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
|
Bekerja
|
10
|
31,2
|
2.
|
Tidak Bekerja
|
22
|
68,8
|
|
Total
|
32
|
100,0
|
Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan
tabel 4.4 didapatkan sebagian besar responden tidak bekerja 22 orang (68,8%).
4.1.2
Data Khusus
4.1.2.1 Ibu yang Mengikuti Senam Nifas di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto
Tabel 4.6 Distribusi
Frekuensi Senam Nifas di Polindes Alamanda Desa Pohjejer
Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto bulan Agustus 2010
No
|
Senam Nifas
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
|
Dilakukan tepat
|
11
|
34,4
|
2.
|
Dilakukan tidak
tepat
|
21
|
65,6
|
|
|
32
|
100,0
|
Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan
tabel 4.6 didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak tepat melakukan senam
nifas 21 orang (65,6%).
4.1.2.2 Involusi Uterus pada Ibu
Nifas di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto
Tabel 4.7
Distribusi Involusi Uterus di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang
Kabupaten Mojokerto bulan Agustus 2010
No
|
Involusi uterus
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
|
Normal
|
14
|
43,8
|
2.
|
Tidak normal
|
18
|
56,3
|
|
Total
|
32
|
100,0
|
Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan
tabel 4.7 didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami involusi uterus
yang tidak normal 18 orang (56,3%).
4.1.2.3 Tabulasi
Silang Hubungan Senam Nifas Dengan Involutio Uterus
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Hubungan Senam Nifas Dengan Involutio Uterus di Polindes Alamanda
Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto bulan Agustus 2010.
Senam Nifas
|
Involusi uterus
|
|||||
Normal
|
Tidak normal
|
Total
|
||||
f
|
%
|
f
|
%
|
Jumlah
|
%
|
|
Dilakukan tepat
|
10
|
90,9
|
1
|
9,1
|
11
|
100,0
|
Dilakukan tidak tepat
|
5
|
23,8
|
16
|
76,2
|
21
|
100,0
|
Total
|
15
|
46,9
|
17
|
53,1
|
32
|
100,0
|
Hasil uji Chi-Square, ρ value < α = 0,000 < 0,05, dan nilai χ2 hitung > χ2 tabel atau 13,052 > 3,841
|
Sumber : Data Primer, 2010
Hasil
analisa dan interpretasi data pada tabel 4.8 didapatkan bahwa terdapat 21
responden yang melakukan senam nifas tidak tepat, 16 (76,2%) diantaranya
mengalami involusi uterus yang tidak normal. Sedangkan 11 responden yang melakukan
senam nifas dengan tepat, 10 (90,9%) diantaranya mengalami involusi uterus yang
normal.
Setelah
dilakukan uji statistik dengan Chi-Square
menggunakan SPSS pada taraf signifikan 5% atau α = 0,05 didapatkan hasil ρ value < α = 0,000
< 0,05, dan nilai χ2 hitung > χ2 tabel (dengan derajat kebebasan
1 = 3,841) atau 13,052 > 3,841 maka H1 diterima yang artinya ada
hubungan antara senam nifas dengan involutio
uterus di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten
Mojokerto bulan Agustus 2010.
4.2 Pembahasan
4.2.1
Senam Nifas di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten
Mojokerto
Tabel 4.6 didapatkan bahwa senam nifas
yang dilakukan ibu di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang
Kabupaten Mojokerto bulan Agustus 2010 sebagian besar tidak tepat 21 orang
(65,6%). Dimana sebagian besar responden berpendidikan dasar, pekerjaan ibu
nifas sebagian besar tidak bekerja/IRT sehingga ibu lebih sulit mendapatkan
informasi tentang senam nifas dan sebagian besar ibu primipara sehingga ibu
belum mempunyai pengalaman dalam melakukan senam nifas sebelumnya.
Sedikitnya
kesempatan ibu untuk memperoleh informasi tentang senam nifas dapat
mempengaruhi pemahaman seseorang bahwa senam nifas penting dilakukan pada ibu
pasca bersalin untuk mempercepat proses involusi uterus. Informasi tentang
senam nifas dapat diperoleh dimana saja tidak hanya di bangku sekolah seperti
dari tenaga kesehatan, buku, majalah, televise dan penyuluhan-penyuluhan
kesehatan yang dapat menimbulkan kesadaran ibu untuk melakukan senam nifas.
Pendidikan adalah jalur yang ditempuh
seseorang untuk meningkatkan pengeahuan seseorang semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin banyak informasi yang di dapat dan pengetahuan
seseorang meningkat (Notoadmodjo, 2005).
Rendahnya pendidikan akan berpengaruh
terhadap daya serap atau penerimaan informasi yang masuk apalagi informasi yang
bersifat baru dikenal responden termasuk perihal senam nifas. Selain itu
tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pandangan ibu terhadap sesuatu
yang datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan
tanggapan yang lebih rasional dibandingkan dengan orang yang berpendidikan
rendah atau tidak berpendidikan sama sekali.
Perilaku ibu dalam melakukan senam nifas dipengaruhi
oleh pekerjaan, Tabel 4.4 didapatkan sebagian besar responden tidak bekerja 22
orang (68,8%). Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau
profesi masing-masing. Pekerjaan seseorang sering mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Ibu yang tidak bekerja menyebabkan ibu
nifas tidak dapat bertukar informasi tentang senam nifas dengan rekan kerja
atau atasan yang mempunyai pengetahuan berbeda tentang senam nifas. ibu nifas
yang bekerja akan mempunyai banyak kesempatan untuk mengembangkan pemahamannya
tentang senam nifas. senam nifas juga dipengaruhi oleh paritas. Penyapihan
merupakan sumber pengetahuan seseorang dan sumber pemikiran dalam bertindak.
Orang akan berprilaku dan cara menimbang pengalaman sebelumnya (Notoatmodjo,
2003).
Ibu yang baru pertama kali mempunyai anak
menyebabkan ibu tidak tahu bagaimana cara melakukan senam nifas dan tidak
mengetahui dampak yang akan ditimbulkan jika senam nifas tidak dilakukan.
Kurangnya pengalaman yang ibu miliki menyebabkan pengetahuan dan pemahaman ibu
tentang senam nifas kurang sehingga ibu tidak sadar bahwa senam nifas penting
untuk dilakukan.
4.2.2
Involusi Uterus pada Ibu Nifas di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan
Gondang Kabupaten Mojokerto
Dari hasil analisa dan interpretasi data
pada tabel dapat diketahui bahwa involusi uterus yang dialami oleh ibu di
Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto bulan
Agustus 2010 lebih dari separuh ibu nifas mengalami involusi uterus tidak normal 18 orang (56,3%). Faktor
yang mempengaruhi proses involusi uterus antara lain status gizi, mobilisasi
dini, menyusui, usia, paritas dan senam nifas.
Senam nifas adalah senam yang dilakukan
ibu-ibu setelah melahirkan guna mengembalikan kondisi kesehatan dan memperbaiki
regangan pada otot-otot. Pada senam nifas terjadi pergerakan fiksi sehingga
aliran darah akan meningkat dan lancar. Apabila otot rahim dirangsang dengan
latihan dan gerakan senam, maka
kontraksi uterus semakin baik sehingga mempengaruhi proses pengecilan involusi
(Hanifah, 2009).
Involusi yang tidak normal dipengaruhi sebagian
besar responden primipara 21 orang (65,6%) sehingga responden tidak mempunyai
pengalaman untuk melakukan senam nifas dan tidak mengetahui bagaimana proses
involusi uterus. Ibu yang baru pertama kali mempunyai anak menyebabkan
ibu tidak mengetahui tahapan proses involusi uterus yang normal sehingga ibu
tidak dapat mendeteksi secara dini jika involusi uterus tidak normal.
Paritas dapat mempengaruhi seseorang untuk
bertindak. Belum adanya pengalaman menyebabkan ibu tidak tau bahwa senam nifas
dapat mempengaruhi infolusi (Rohyati, 2003).
Senam nifas dapat mempengaruhi proses
involusi uterus dimana aktivitas dan gerakan yang dilakukan ibu setelah
melahirkan menyebabkan sirkulasi darah responden lancar dan pengeluaran lochea
lancar sehingga tidak dapat mengganggu kontraksi dalam proses pengecilan rahim.
Senam
nifas yang dilakukan tidak tepat dapat mempengaruhi keberhasilan atau manfaat
senam nifas itu sendiri. Jika ibu nifas melakukan senam tidak sesuai dengan
urutan langkah dan hari senam nifas maka akan mempengaruhi proses involusi
uterus yang dapat berjalan lebih lambat.
4.2.3
Hubungan Senam Nifas Dengan Involusi Uterus di Polindes Alamanda Desa
Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto
Hasil analisa dan interpretasi data pada
tabel 4.8 didapatkan bahwa terdapat 21 responden yang melakukan senam nifas
tidak tepat, 16 (76,2%) diantaranya mengalami involusi uterus yang tidak normal.
Sedangkan 11 responden yang melakukan senam nifas dengan tepat, 10 (90,9%)
diantaranya mengalami involusi uterus yang normal.
Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi-Square menggunakan SPSS pada taraf
signifikan 5% atau α = 0,05 didapatkan hasil ρ value < α = 0,000
< 0,05, dan nilai χ2 hitung > χ2 tabel (dengan derajat kebebasan
1 = 3,841) atau 13,052 > 3,841 maka H1 diterima yang artinya ada
hubungan antara senam nifas dengan involutio
uterus di Polindes Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten
Mojokerto bulan Agustus 2010.
Involusi uterus adalah perubahan yang
merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah
bayi lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil yang dipengaruhi oleh
mobilisasi dan senam nifas (Denisa, 2006).
Senam nifas dapat mempercepat pengembalian
regangan-regangan otot setelah melahirkan jika dilakukan dengan teratur:
memperbaiki regangan otot panggul dan regangan otot tungkai bawah. Senam nifas
yang bervariasi dan mempunyai tahapan-tahapan yang setiap tahapnya mempunyai
urutan sesuai dengan kondisi (Maimunah, 2009).
Saat masa nifas para ibu di haruskan untuk
melakukan senam nifas atau senam setelah melahirkan. Senam ini dilakukan sejak
hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya,
harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu. Senam nifas penting
sekali di lakukan oleh ibu yang telah melahirkan untuk mengembalikan kebugaran
tubuh pasca persalinan. Melalui latihan secara teratur, calon ibu diharapkan
dapat lebih tenang serta siap saat persalinan maupun setelah proses persalinan.
Senam nifas sebaiknya dilakukan setelah kondisi tubuh benar-benar pulih
kembali, dan tidak ada keluhan-keluhan ataupun gejala-gejala akibat kehamilan /
persalinan yang lalu.
Sebaiknya dalam melakukan senam nifas
tambahkan jumlah dan variasi latihan yang dilakukan dengan tetap memperhatikan
kondisi kesehatan ibu. Dalam latihan juga hendaknya diawali dengan pemanasan
dan lakukan relaksasi setelah melakukan senam nifas untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
Hasil penelitian juga didapatkan ada 1
responden (9,1%) yang tepat melakukan senam nifas, akan tetapi involusi uterus
yang dialami tidak normal. Hal ini mungkin disebabkan adanya infeksi pada masa
nifas misalnya masih adanya sisa jaringan yang dapat memperlambat proses
pengecilan rahim sehingga dapat menimbulkan perdarahan pada ibu.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini
dibahas kesimpulan yang menjawab tujuan penelitain dan saran sesuai dengan
kesimpulan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Senam nifas yang dilakukan ibu di Polindes
Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto sebagian besar
tidak tepat 21 orang (65,6%).
2. Involusi uterus pada ibu nifas di Polindes
Alamanda Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto sebagian besar
mengalami involusi uterus yang tidak normal 18 orang (56,3%).
3. Ada hubungan antara senam nifas dengan involutio uterus di Polindes Alamanda
Desa Pohjejer Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto bulan Agustus 2010.
5.2 Saran
- Bagi Ibu
Diharapkan diharapkan ibu dapat ikut serta / berpartisipasi
dalam senam nifas dipolindes alamanda serta melakukan gerakan senam nifas
dengan baik dan tepat untuk membantu mempercepat involusi uterus.
- Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat melanjutkan penelitian lanjutan tentang involusi
uterus.
- Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)
Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini dan
melakukan inisiasi menyusu dini sebagai kegiatan rutin dalam menolong
persalinan.
MMC's Blackjack (10 votes) | DRMCD
BalasHapusCasino. Blackjack · Blackjack. Slots. 원주 출장마사지 Free. 영천 출장샵 Blackjack. 구리 출장안마 DoubleDown. Blackjack. Let it Ride. Table Games. 시흥 출장마사지 Single Player. Roulette. Single-player. Poker. Let 구미 출장샵