BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
KB Pil merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara diminum (pil) Tujuan dari konsumsi pil KB adalah untuk mencegah, menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan yang memang tidak diinginkan. Untuk itu kepatuhan untuk mengkonsumsi pil KB secara teratur sesuai dengan dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan mengkonsumsi pil KB bertujuan agar manfaat konsumsi KB pil yaitu mencegah menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan bisa dirasakan. Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi pil KB tidak bisa menjamin bahwa akseptor KB pil terhindar dari kehamilan. Hal ini dikarenakan pengkonsumsian yang tidak teratur menjadikan pil KB tidak bisa bekerja secara optimal. Akan tetapi fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sering kali akseptor KB pil tidak patuh dalam melakukan keteraturan mengkonsumsi pil KB. Ketidakpatuhan ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang KB pil. Mereka cenderung menghemat pengkonsumsian dengan meminum pil KB dibawah ukuran yang disarankan. Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkinnya akseptor KB pil mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
Menurut WHO, tahun 2009 hampir
380 juta pasangan menjalankan keluarga berencana dan 65-75 juta diantaranya
terutama di negeri berkembang menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil KB.
Akan tetapi 5% dari jumlah tersebut penggunanya adalah tidak melakukan
pengkonsumsian secara teratur sehingga beresiko terjadinya kehamilan (Hevitia, 2009). Data akseptor alat kontrasepsi kombinasi
di Daerah Tingkat I Jawa Timur tahun 2009
sebesar 75,82% dari keseluruhan pasangan usia subur, dengan perincian yang
dipakai adalah suntikan (66%), pil (19%), dan implant atau susuk alat
kontrasepsi (15%). Dari jumlah pengguna KB pil yang patuh mengkonsumsi KB pil sesuai dengan petunjuk
tenaga kesehatan hanya 54% (Pikas,2009). Di Kabupaten Mojokerto Data cakupan
akseptor alat kontrasepsi hormonal tahun 2009 sebesar 15.345 akseptor dengan 40%
diantaranya adalah akseptor KB pil. Dari jumlah tersebut yang masih mengeluh
menemukan tanda – tanda kehamilan sebanyak 56%. Hal ini dikarenakan kebiasaan
mengkonsumsi pil KB yang tidak teratur. Di BPS Ny. “TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto bulan Maret tahun 2010
terdapat 38 akseptor kontrasepsi hormonal, semuanya memakai kontrasepsi jenis
pil. Studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 1 April 2010 didapatkan data dari
10 akseptor KB pil yang patuh dan rutin mengkonsumsi pil KB sebanyak 4 orang
(40%) sedangkan yang tidak patuh dan tidak rutin mengkonsumsi pil KB sebanyak 6
orang (60%).
Metode kontrasepsi pil bekerja
dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita
(fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi
(melekat) dan berkembang di dalam rahim. Ada beberapa
metode dalam kelompok alat kontrasepsi ini yakni berupa pil, suntikan dan
susuk. Ketiganya efektif mengandung hormon dengan komposisi yang kurang lebih
sama (Permata hati, 2009). Kontrasepsi
oral kombinasi (pil) mengandung sintetik estrogen dan preparat progestin
yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan
sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal
lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang
mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada
wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy). Akan tetapi ketidakteraturan mengonsumsi
pil KB masih memungkinkan akseptor mengalami kehamilan. Hal ini dikarenakan
ketidakteraturan pengkonsumsian menyebabkan hormon yang terkandung dalam pil KB
tidak bisa bekerja dengan maksimal. Sehingga memungkinkan akseptor KB pil
terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Kondisi ini bisa membuat akseptor KB
pil panik hingga sehingga melakukan tindakan pengguguran kandungan yang
beresiko tinggi, seperti aborsi. ( Depkes, 2010).
Oleh karena
permasalahan diatas, sebagai tenaga kesehatan, yang harus dilakukan adalah
upaya penyadaran pada akseptor KB pil melalui
pemberian informasi akan pentingnya rutinitas
dalam mengkonsumsi KB pil. Disamping itu hendaknya akseptor KB pil selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
seputar KB pil. Konsultasi rutin bisa menyebabkan akseptor KB pil bisa patuh melakukan pengkonsumsian KB pil dengan teratur. Selain itu penyuluhan pada akseptor
KB pil tentang pentingnya melakukan keteraturan pengkonsumsian bisa dengan cara
penyuluhan melalui posyandu. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai hubungan pengetahuan akseptor KB pil tentang pil KB dengan kepatuhan
mengkonsumsi di BPS Ny. “TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana hubungan
pengetahuan akseptor KB pil tentang pil KB dengan kepatuhan mengkonsumsi di BPS
Ny. “TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten
Mojokerto?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan
pengetahuan akseptor KB pil tentang pil KB dengan kepatuhan mengkonsumsi di BPS Ny.”TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan
akseptor KB pil tentang pil KB di BPS
Ny. “TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
2. Mengidentidikasi kepatuhan akseptor
KB pil dalam mengkonsumsi di BPS Ny.
“TE”, Desa
Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.
3. Menganalisis hubungan pengetahuan
akseptor KB pil tentang pil KB dengan kepatuhan mengkonsumsi di BPS Ny. “TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Responden
Penelitian ini
diharapkan memberikan pengetahuan kepada responden agar selalu menjaga
keteraturan mengkonsumsi pil KB untuk mendapatkan manfaat maksimal dari
konsumsi pil KB yaitu tercegahnya responden dari kehamilan.
1.4.2 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan
dan wawasan tentang pentingnya keteraturan konsumsi pil KB bahwa kepatuhan
dalam keteraturan konsumsi bisa mencegah kehamilan dan ketidakpatuhan dalam
konsumsi tidak menjamin tercegahnya kehamilan.
1.4.3 Bagi Profesi Kebidanan
Hasil penelitian ini
diharapkan bisa memberikan masukan yang bisa dipakai untuk meningkatkan
kepatuhan akseptor KB pil untuk melakukan rutinitas konsumsi pil KB.
1.4.4 Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan penelitian selanjutnya bisa mengembangkan hasil penelitian tentang hubungan
pengetahuan akseptor KB pil tentang
pil KB dengan
kepatuhan mengkonsumsi dengan jumlah responden yang lebih
banyak dan wilayah penelitian yang lebih luas.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi hanya pada
hubungan pengetahuan akseptor KB pil tentang pil KB dengan
kepatuhan mengkonsumsi di BPS Ny. “TE”,
Desa Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto sedangkan faktor – faktor yang
mempengaruhi pengetahuan akseptor KB pil tidak dilakukan penelitian.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Daerah
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BPS Ny.“TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto terletak di wilayah timur Kota
Mojokerto. Dengan wilayah kerja beberapa dusun meliputi : Dusun Tampung, Tirim,
Sukorejo, Sarirejo, dan Ketawang. Di kecamatan Puri sendiri terdapat beberapa
fasilitas kesehatan antara lain Puskesmas induk 1, Puskesmas pembantu 1, dan BPS
sebanyak 5.
Adapun batas batas daerah
penelitian ini adalah :
Sebelah timur : Desa Sambilawang
Sebelah utara : Desa Plososari
Sebelah barat : Desa Ndomes
Sebelah selatan : Desa Mojogeneng
Fasilitas yang ada di BPS ini antara lain : 1
kamar periksa, 2 kamar bersalin, 1 kamar mandi untuk pasien,serta memiliki alat partus set dan KB. Pelayanan BPS dibuka setiap hari mulai pukul 07.00 sampai pukul 21.00 yang melayani KIA dan KB, bila pasien inpartu pelayanan bisa sampai
24 jam.
4.1.2 Data Umum
4.1.2.1
Umur
Umur responden dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur
No
|
Golongan Umur
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
2.
3.
|
< 20 tahun
21 -25 tahun
> 35 tahun
|
0
15
25
|
0
37.5
62.5
|
|
Jumlah
|
40
|
100
|
Sumber : Data Primer 2010
Berdasarkan Tabel 4.1 sebagian besar responden berumur > 35 tahun yaitu sebanyak 25 responden (62.5%).
4.2.1.2 Pendidikan
Pendidikan responden dalam penelitian ini dapat di lihat dalam Tabel 4.2 di
bawah ini.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
No
|
Pendidikan
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
SD
SMP
SMA
Akademi
|
20
15
3
2
|
50
37.5
7.5
5
|
|
Jumlah
|
40
|
100
|
Sumber : Data Primer 2010
Berdasarkan Tabel 4.2 sebagian besar dari
responden berpendidikan SD yaitu sebanyak 20 responden (50%).
4.2.1.3 Pekerjaan
Pekerjaan responden dalam penelitian ini dapat
di lihat dalam Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
No
|
Pekerjaan
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
2.
|
Bekerja
Tidak bekerja
|
14
26
|
35
65
|
|
Jumlah
|
40
|
100
|
Sumber : Data Primer 2010
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat
diketahui bahwa > 50% responden tidak bekerja yaitu sebanyak 26 responden (65%).
4.1.3 Data Khusus
4.2.3.1 Pengetahuan
Pengetahuan
responden dalam penelitian ini dapat di lihat dalam Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan
No
|
Pengetahuan
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
2.
3.
|
Kurang
Cukup
Baik
|
4
23
13
|
10
57.5
32.5
|
|
Jumlah
|
40
|
100
|
Sumber : Data Primer 2010
Berdasarkan Tabel 4.4 lebih dari 50%
responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 23 responden (57.5%).
4.2.3.2
Kepatuhan
Kepatuhan responden
dalam penelitian ini dapat di lihat dalam Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Distribusi
Frekuensi Kepatuhan
Mengkonsumsi pil KB
No
|
Kepatuhan
Mengkonsumsi Pil KB
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1.
2.
|
Patuh
Tidak patuh
|
21
19
|
52.5
47.5
|
|
Jumlah
|
40
|
100.0
|
Sumber : Data Primer 2010
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas
didapatkan data > 50% responden patuh dalam mengkonsumsi pil KB yaitu sebanyak
21 responden (52.5%).
4.1.3.3
Tabulasi silang antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi pil KB.
Tabulasi silang
antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi pil KB. dalam penelitian ini
dapat di lihat dalam Tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Dengan
Kepatuhan Mengkonsumsi Pil KB.
Pengetahuan
|
Kepatuhan Mengkonsumsi Pil KB
|
Jumlah
|
%
|
|||
Patuh
|
%
|
Tidak patuh
|
%
|
|||
Kurang
|
0
|
0
|
4
|
10
|
4
|
10
|
Cukup
|
11
|
27,5
|
12
|
30
|
23
|
57,5
|
Baik
|
10
|
25
|
3
|
7,5
|
13
|
32,5
|
Jumlah
|
21
|
52,5
|
19
|
47,5
|
40
|
100
|
Sumber : Data Primer 2010
Dari tabulasi
silang di atas menunjukan dari 40 responden, dimana dari 4 (10%) responden
tergolong berpengetahuan kurang semuanya tidak patuh mengkonsumsi pil KB, dari
23 (57,5%) responden yang tergolong berpengetahuan cukup di dapatkan 11 (27,5%)
responden patuh mengkonsumsi pil KB dan 12 (30%) responden tidak patuh
mengkonsumsi pil KB, sedangkan dari 13 (32,5%) responden tergolong
berpengetahuan baik di dapatkan 10 (25%) responden yang patuh mengkonsumsi pil
KB dan 3 (7,5%) responden tidak patuh
mengkonsumsi pil KB.
Hasil analisis
ditemukan nilai probabilitas sebesar 0.005, karena 0.005 < α (0.05) berarti
H1 diterima yang artinya ada hubungan
pengetahuan akseptor KB pil tentang Pil KB dengan kepatuhan mengkonsumsi Pil KB
di BPS Ny.”TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto dengan
tingkat signifikansi 0,005.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengetahuan
akseptor KB Pil Tentang pil KB
Pada penelitian
didapatkan data responden yang jarang
dimengerti oleh akseptor KB Pil mulai dari jenis – jenis, efek samping,
manfaat, keteraturan mengkonsumsi dan definisi. Berdasarkan Tabel 4.4 responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 4 responden (10%),
responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 23 responden (57.5%) responden
yang berpengetahuan baik sebanyak 13 responden (32.5%).
Jenis – jenis KB Pil antara lain Progestin
dan Estrogen, Pil Kontrasepsi Darurat dan Pil KB Terpadu, efek samping terdiri
dari Efek Samping Jangka Pendek Efek
Samping Jangka Panjang. Manfaat terdiri dari Mengurangi Masalah Yang Muncul
Sebab Haid Melindungi Dari Kanker Indung Telur. Keteraturan mengkonsumsi adalah
jika Diminum 1 hari 1 kali, Diminum pada jam yang sama, Bila 1 hari
mengkonsumsi maka harus diminum di hari berikutnya dan Bila 2 hari tidak
mengkonsumsi maka selama 1 minggu, ketika bersenggama harus memakai kondom.
Definisi Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan.
Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah
(Warta Medika, 2010).
Lebih dari 50% responden
berpengetahuan cukup berarti rata – rata responden dianggap mengerti tentang KB
pil dan semua hal yang berhubungan antara lain jenis – jenis, efek samping, manfaat, keteraturan mengkonsumsi dan definisi.
Disarankan supaya responden lebih
meningkatkan pengetahuannya tentang KB pil dan manfaat yang terkandung. Hal ini
bisa dilakukan d engan melakukan kunjungan ke posyandu atau melakukan konseling
dengan bidan desa. Disamping itu hendaknya responden juga menambah
pengetahunannya tentang KB pil baik dari
buku atau media cetak lainnya.
Hasil
analisis ini didukung oleh umur responden. Berdasarkan Tabel 4.1 sebagian besar
responden berumur > 35 tahun yaitu sebanyak 25 responden (62.5%).
Singgih
(2010) (dalam Irfan, 2010) mengemukakan
bahwa semakin tua umur seseorang maka proses-proses
perkembangan mentalnya bertambah baik. Bertambahnya pengalaman menyebabkan
bertambahnya kedewasaan seseorang. Hal ini membuat seseorang semakin patuh
dalam memegang suatu prinsip ataupun melaksanakan suatu anjuran, sebatas
anjuran tersebut dinilai bermanfaat untuk diri mereka.
Dengan
demikian responden yang berusia lebih dewasa akan lebih banyak memperoleh pengetahuan tentang KB pil, daripada yang berumur lebih
muda. Namun sebaliknya responden yang berumur lebih muda masih terbatas dalam
berpikir saja tanpa mempunyai pengaruh pada setiap keputusan dan tindakannya.
Dengan demikian semakin tua umur responden maka pengetahuan tentang KB pil akan
semakin bertambah pula. Keadaan ini disebabkan karena waktu untuk mendapatkan
pengetahuan tentang KB pil lebih lama.
Hasil
analisis juga dipengaruhi oleh pekerjaan responden. Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa > 50% responden
tidak bekerja yaitu sebanyak 26 responden (65%).
Hal
ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa
masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh
informasi sehingga ilmu pengetahuan yang mereka miliki menjadi berkurang.
Menurut Zuhri (2010) kurangnya pengetahuan menyebabkan kesadaran akan
pentingnya beberapa kebiasaan menjadi berkurang. Seseorang akan cenderung
meremehkan suatu kebiasaan katika pengetahuan tentang kebiasan tersebut tidak
begitu dipahami.
Responden
yang tidak bekerja akan lebih banyak menerima pengetahuan dan informasi
daripada responden yang bekerja. Keluangan waktu yang dimilikinya membuat responden bisa lebih leluasa mengikuti penyuluhan kesehatan yang
diadakan oleh tenaga kesehatan dan punya waktu lebih banyak dalam mengakses
informasi tentang KB pil. Berbeda dengan responden yang bekerja, mereka akan
lebih sedikit mempunyai waktu luang untuk mengakses pengetahuan terutama yang
berhubungan dengan KB pil. Tentunya responden dengan status bekerja akan selalu
disibukkan dengan pekerjaannya masing – masing daripada disibukkan dengan hal –
hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang di kerjakan.
4.2.2 Kepatuhan Mengkonsumsi pil KB
Berdasarkan
Tabel 4.5 diatas didapatkan data > 50% responden patuh dalam mengkonsumsi
pil KB yaitu sebanyak 21 responden (52.5%). Kepatuhan adalah disiplin dan taat. Sacket mendefinisikan kepatuhan
sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
petugas kesehatan (Lailiah, 2010).
Menjelaskan ada
beberapa faktor yang dapat mendukung
sikap patuh pasien, diantaranya :
Pendidikan pasien
dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan tersebut merupakan pendidikan
yang aktif, seperti penggunaan buku dan lain-lain. Akomodasi, suatu usaha harus dilakukan untuk memahami
ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang lebih
mandiri, harus dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan sementara
pasien yang tingkat intensitasnya tinggi harus diturunkan terlebih
dahulu. Tingkat intensitas yang terlalu tinggi atau rendah,
akan membuat kepatuhan pasien berkurang.Modifikasi faktor lingkungan dan sosial, membangun dukungan sosial dari
keluarga dan teman-teman sangat penting, kelompok pendukung dapat dibentuk
untuk membantu memahami kepatuhan terhadap program pengobatan, seperti
pengurangan berat badan dan lainnya. Perubahan model terapi, program pengobatan dapat dibuat
sesederhana mungkin dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut.
Meningkatkan interaksi profesional kesehatan
dengan pasien, adalah
suatu yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah memperoleh
informasi diagnosis. (Lailiah, 2010)
Keteraturan mengonsumsi pil KB masih memungkinkan akseptor mengalami
kehamilan. Hal ini dikarenakan keteraturan pengkonsumsian menyebabkan hormon
yang terkandung dalam pil KB bekerja dengan maksimal. Sehingga memungkinkan
akseptor KB pil tidak mengalami kehamilan
yang tidak diinginkan ( Depkes, 2010).
Lebih dari 50%
responden patuh dalam mengkonsumsi pil KB berarti responden mengkonsumsi pil KB
sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan. Responden mengkonsumsi secara teratur
dan tepat waktu. Keteraturan dalam mengkonsumsi pil KB dilihat dari minum
1 hari 1 kali, minum pada jam yang sama,
bila 1 hari tidak mengkonsumsi maka harus
di minum di hari berikut nya,
bila 2 hari tidak mengkonsumsi maka selama 1 minggu ketika bersenggama harus
memakai kondom.
4.2.3 Hubungan Pengetahuan Akseptor KB Pil Tentang
Pil KB Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi.
Hasil
uji analisis dengan menggunakan bantuan software SPSS menunjukkan bahwa
terdapat hubungan pengetahuan
akseptor KB Pil tentang Pil KB dengan kepatuhan mengkonsumsi di BPS Ny.”TE”,
Desa Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto dengan tingkat signifikansi
0,005. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa H1 diterima dan Ho
ditolak yang berarti ada hubungan pengetahuan akseptor KB Pil tentang pil KB
dengan kepatuhan mengkonsumsi di BPS Ny.”TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto dengan tingkat signifikansi 0,005.
Metode kontrasepsi pil bekerja dengan dasar mencegah sperma
laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam
rahim. Kontrasepsi oral kombinasi (pil) mengandung sintetik estrogen dan
preparat progestin yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya
ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan
FSH, mempertebal lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi
pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis
rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi
biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat
epilepsy) (Depkes, 2010).
Pengetahuan responden yang baik tentang KB pil menyebabkan mereka patuh
dalam mengkonsumsi pil KB. Kepatuhan ini dibuktikan dengan keteraturan
mengonsumsi pil KB sehingga memungkinkan akseptor sulit untuk mengalami
kehamilan. Hal ini dikarenakan keteraturan pengkonsumsian menyebabkan hormon
yang terkandung dalam pil KB bisa bekerja dengan maksimal. Sehingga
memungkinkan akseptor KB pil tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
Yang
harus dilakukan adalah upaya penyadaran pada akseptor KB pil melalui pemberian informasi akan pentingnya rutinitas dalam mengkonsumsi KB pil.
Disamping itu hendaknya akseptor KB pil
selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan seputar KB pil. Konsultasi
rutin bisa menyebabkan akseptor KB pil bisa patuh melakukan
pengkonsumsian KB pil dengan teratur. Selain itu penyuluhan pada akseptor KB pil tentang pentingnya melakukan
keteraturan pengkonsumsian bisa dengan cara penyuluhan melalui posyandu.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
Pengetahuan responden tentang KB Pil didapatkan lebih dari 50% responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 23
responden (57.5%).
2. Kepatuhan responden dalam mengkonsumsi pil KB menunjukkan bahwa >
50% responden patuh dalam mengkonsumsi pil KB yaitu sebanyak 21 responden
(52.5%).
3. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan pengetahuan akseptor KB Pil tentang pil
KB dengan kepatuhan mengkonsumsi di BPS Ny.”TE”, Desa Tampongrejo Kecamatan Puri Kabupaten
Mojokerto dengan tingkat signifikansi 0,005.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Responden
Supaya hasil penelitian
ini bisa memberikan pengetahuan kepada responden agar selalu menjaga
keteraturan mengkonsumsi pil KB untuk mendapatkan manfaat maksimal dari
konsumsi pil KB yaitu tercegahnya responden dari kehamilan.
5.2.2 Bagi Penelitian
Supaya hasil penelitian ini bisa digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya keteraturan konsumsi pil KB yaitu bahwa kepatuhan dalam keteraturan konsumsi bisa mencegah kehamilan dan ketidakpatuhan dalam konsumsi tidak menjamin tercegahnya kehamilan.
5.2.3 Bagi Profesi Kebidanan
Supaya hasil
penelitian ini digunakan dalam upaya memberikan masukan untuk meningkatkan
kepatuhan akseptor pil KB untuk melakukan rutinitas konsumsi pil KB.
5.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya
Supaya hasil penelitian
ini digunakan untuk mengembangkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan
akseptor pil KB dengan kepatuhan mengkonsumsi pil KB dengan jumlah responden
yang lebih banyak dan wilayah penelitian yang lebih luas.
0 komentar:
Posting Komentar